Keraguan
Kamu datang ketika aku ragu. Ragu untuk membiarkan pintu
terbuka atau mulai menutupnya. Sudah terlalu banyak yang keluar masuk seenaknya.
Hingga akhirnya aku sadar tidak ada lagi orang asing yang dapat masuk sesuka
hatinya.
Aku memutuskan untuk menutup pintu secara perlahan, namun kamu
bersikeras untuk masuk. Aku masih terdiam di balik pintu, berpikir apakah akan
mengijinkanmu masuk atau tidak. Kamu meyakinkanku dari balik pintu yang lain,
dengan cara bicara yang meyakinkan.
Aku masih terdiam dalam keraguan hingga
akhirnya aku lengah, kamu berhasil untuk menyelinap ke sisiku. Sejenak aku
kaget mendapati ada orang lain (lagi) di balik pintu yang sama denganku. Kita pun berbicara panjang lebar, namun memutuskan untuk tidak saling berpandangan. Melemparkan pandangan kemanapun selain ke mata. Hingga akhirnya kamu
membuatku berpikir bahwa aku tidak ingin sendirian di balik pintu ini.
Semoga kita betah berada di sisi pintu yang sama.
Semoga kita betah berada di sisi pintu yang sama.
0 comments